Minggu, Desember 23, 2007

Penyumbat Saluran Rezeki

Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.
Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?” Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?
Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.
Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati. Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.
Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.
Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.
Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.
Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Amin. ( KH Abdullah Gymnastiar )

Sabtu, Desember 22, 2007

Simbok

Mbok, ...
Semangatmu,
senyummu
doamu
tawamu
adalah penghibur laraku
Mbok,
aku rindu padamu
aku rindu hangatnya pelukanmu
aku rindu telisik jemarimu di rambutku
aku rindu cerita ceriamu
aku rindu tanya kritismu
Mbok,...Semoga Allah menerima semua amalmu
menerima tekun ibadahmu
Mbok,...
Doamu menyertaiku
Semoga aku bisa
jadi anak ''gegadanganmu"
jadi pohon pengayoman
jadi suluh kegelapan
seperti pesan terakhirmu,...

Sabtu, Desember 08, 2007

MAAFKAN AKU SUAMIKU,BETAPA AKU IRI ...PADAMU

12 tahun perjalanan perkawinan kita,bila kurenungkan betapa banyak pelajaran hidup yang bisa kulihat dan kurasakan dengan sudut pandang yang berbeda.Bagaimana memandang perkawinan dan rumah tangga?aku belajar darimu.Bagaimana menempatkan orang tua dan keluarga besar kita yang seharusnya? aku juga belajar darimu,dan...juga yang lainnya.1 tahun pertama, harapan datangnya penghuni baru demikian besar,belum datang bisa kita lalui dengan senyum,sembari belajar membangun sebuah rumah tangga yang kita inginkan.Berapa banyak cerita lucu yang menghiasi malam-malam kita saat itu darimu,yang membuatku geli dan terheran-heran: Darimana kau dapatkan cerita-cerita itu?Tahun ke 2 perkawinan, kita lalui dengan berkenalan yang namanya BANK untuk sebuah rumah mungil kita di Boja.Buah hati yang belum datang masih kita lalui dengan senyum.Walaupun tiap kali ada teman yang hamil dan punya baby ,mulailah iri dan air mata menyergapku.Sedangkan kamu? kembali hiburan dan ketenangan engkau berikan padaku.To Be Continued

MAAFKAN AKU SUAMIKU,BETAPA AKU IRI ...PADAMU

Senin, Desember 03, 2007

Yada, ... mungkin dalam minggu-minggu ini nanti Bapak agak beda sayang. Biasanya bapak ngantar kanu lima menit sebelum jam tujuh, dan sudah siap di sekolahmu 15 menit sebelum jam terakhir. Tapi itu tidak mungkin Bapak lakukan lagi. Karena tugas yang harus bapak kerjakan kebiasaaan itu harus kita ubah sayang.